Find Us On : Facebook or Google +
507 Cretaor - Kumpulan Info Unik dan Menarik
Loading

Tawuran , Masih Jaman ?

Bagikan :
Siapa sih di antara kita yang tidak menginginkan ketenaran ? Apalagi kalau kita jadi remaja yang dipuja-puja banyak orang , so pasti sebagai remaja gaul , kita sangat menginginkan hal itu , iya kan ?

Belum lagi kalau seandainya semua orang bertekuk lutut di hadapan kita , dan kita selalu diperlakukan layaknya seorang bos , pasti seru banget tuh..

Hasrat-hasrat tersebut pada umumnya dimiliki para remaja dalam proses pencarian jati diri . Sehingga tak heran kalau kita melihat keanekaragaman gaya remaja dalam menjalani liku-liku kehidupan yang mereka rasakan . Dan salah satu dari keanekaragaman gaya itu adalah melestarikan budaya tawuran di antara mereka .

Perbuatan mereka yang anarki , ingin menang sendiri , membangga-banggakan gengnya , dan tak peduli dengan lingkungan sekitar seolah-olah menjadi bumerang bagi eksistensi keberadaan negeri . Karena remaja merupakan kader yang nantinya mengisi kekosongan kepemimpinan negeri ini . Kalau masa remaja saja berantakan , bagaimana ketika dewasa nanti ? Sementara kita tahu , bahwa apa yang dilakukan anak Adam sekarang adalah cerminan dirinya di masa mendatang . Lalu mau dibawa kemana negeri ini ? Apakah negeri ini ingin kembali dijajah negeri-negeri yang tak berperikemanusiaan ? Apakah negeri ini ingin tenggelam ke dalam kenistaan ? Atau mungkin negeri ini ingin diserahkan secara mutlak untuk bangsa lain , jadi biar mereka saja yang mengurus semua dinamika kenegaraan di negeri ini .

Saya yakin sebagai manusia normal yang memiliki akal sehat , pasti tak akan rela negaranya kembali dikuasai oleh penjajah . Karena manusia normal pasti berpikir ::

'cukup penderitaan itu dialami pendahulu-pendahulu kita , dan jangan sampai kita merasakan penjajahan yang tak berperikemanusiaan itu' .

Nah , sekarang yang menjadi pertanyaan adalah kalau seandainya di dalam negeri saja kita saling bentrok , atau dengan kata lain saling bertindak anarki , apakah eksistensi keberadaan negeri ini akan terjaga ? Lalu bagaimana kita bisa menjaga kemerdekaan bangsa kita , sementara kita sendiri saling baku hantam ? Dan apakah negara dapat maju apabila tawuran menjadi tradisi pelajar ? Silakan jawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan hati dan pikiran yang tak ternodai dengan kotornya syubhat .

Oke , setelah kita mengetahui dampak dari tawuran terhadap stabilitas pertahanan negara , sekarang saatnyalah kita terbang menuju ke pembahasan masalah Tawuran Pelajar dan Solusinya .

Sebenarnya masalah tawuran di Indonesia adalah permasalahan klasik yang selalu menghiasi layar kaca tanah air . Dan umumnya tawuran justru dilakukan oleh objek pendidikan , yaitu pelajar. Pasalnya , tawuran terjadi karena adanya budaya premanisme yang menjerat negeri ini dari segala aspek . Jadi, faktor eksternal sangat memicu budaya premanisme di sekolah .

Tapi menurut saya kata kunci utama dari sebab pelajar mengikuti tawuran adalah 'Ikut-ikutan' . Seperti yang saya sebutkan pada paragraf pertama , bahwa remaja umumnya memiliki hasrat ingin dielu-elukan di hadapan semua orang . Dan pemikiran ini menyebar luas di kalangan pelajar dewasa ini . Sehingga mereka ikut-ikutan tawuran .

Ini merupakan masalah besar yang harus segera dituntaskan . Dan tentunya dalam menuntaskan permasalahan ini , berbagai pihak harus saling mendukung . Orang tua , guru , dan pemerintah menjadi subjek utama dalam menuntaskan persoalan ini . Orang tta harus memberikan perhatian penuh terhadap seluruh aktivitas yang dilakukan anaknya , baik di dalam atau di luar rumah , sehingga seluruh kegiatan sang anak dapat terkontrol dengan baik . Kemudian guru juga jangan hanya menjadi pengajar , namun harus lebih dari itu . sang guru harus memberi teladan yang baik kepada siswanya . Sebab ketika keteladanan dari subjek pendidik hilang , maka kebringasan akan timbul , sehingga nantinya tawuran menjadi alternatif pekerjaan pelajar di luar sekolah .

Selain itu pemerintah juga berkewajiban menghapus semua tayangan media yang menayangkan kekerasan , baik di media cetak maupun elektronik . Karena jika tontonan negatif tersebut masih juga ditayangkan , maka pelajar / remaja akan menjadikan tontonan negatif itu menjadi tuntunannya .

Terakhir , saya hanya ingin mengingatkan , bahwa menjadi pelajar yang baik dan berprestasi adalah kunci sebenarnya untuk kita memperoleh ketenaran yang hakiki . Mungkin kita tahu Ibnu Sina , Ibnu Arabi , Muhammad Iqbal , dan ilmuan Islam lainnya yang tenar karena prestasi mereka dalam menciptakan sesuatu . Itu artinya untuk menjadi orang yang dipandang oleh seluruh manusia tidak harus melakukan hal-hal yang negatif . Cukup kita menjadi pelajar yang berakhlak mulia , cerdas , dan berprestasi , maka kita pasti bisa menaklukan dunia .

Masalah Gaul atau tidaknya sebuah tawuran itu silahkan nilai sendiri seperti keterangan yang di atas .

source :: http://www.kompasiana.com/Tara_Salafy
Bookmark and Share:
Terima kasih telah membaca artikel ini.




Artikel Terkait:

 
Kontes SEO 2012 - 2013 - Altius ERP

Pengikut

Seo kontes